ManusiaSenayan.id Lagi viral nih, bendera bajak laut ala One Piece (tengkorak topi jerami) berkibar di beberapa daerah. Ada yang langsung mikir, “Wah, ini sih melecehkan simbol negara!” Eits, jangan buru-buru ngegas, kata Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya.

“Selama tidak melecehkan Merah Putih, misalnya menempelkan simbol One Piece di atasnya, maka itu bukan pelanggaran serius. Saya lihat juga posisinya di bawah Merah Putih,” tegas Willy.

Menurut dia, fenomena ini harus disikapi proporsional, nggak perlu bawa granat buat usir nyamuk. “Responsnya harus tetap proporsional. Jangan sampai kita terjebak dalam provokasi,” lanjutnya.

Bang Willy paham, anak muda zaman sekarang banyak yang punya energi dan keberanian buat menggugat ketidakadilan. Tapi ya gitu, kadang nalar belum sampai. “Ekspresinya jadi sporadis, meskipun genuine dan unik,” ujar politisi NasDem ini.

Willy bilang, kalau negara benar-benar hadir dengan keadilan dan kesejahteraan, aksi-aksi begini bakal “kehilangan gaungnya.” Kata dia, “Kalau negara hadir dengan keadilan dan kesejahteraan, bendera One Piece pun tak akan digubris, karena gugatan itu tak relevan.”

Ia juga menolak aksi represif. “Fenomena semacam ini cukup dicermati dan dipahami. Jangan justru terjebak dalam provokasi,” jelasnya. Dialog itu penting, bro! “Kalau tidak ada dialog, itu bukan bernegara, tapi berkuasa.”

Penutupnya, quotes mantap: “Menggugat ketidakadilan itu bagus, tapi jangan salah alamat. Jangan lupa, Indonesia ini rumah kita. Kalau ada tikus di rumah, jangan rumahnya yang dibakar,” pungkas Willy.