ManusiaSenayan.id – Setiap sidang Komisi III DPR, satu hal selalu bikin mata melotot lebih dari data anggaran: rambut gondrong Bang Martin D. Tumbelaka. Anggota DPR asal Sulawesi Utara dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ini kayak punya “branding” sendiri—gaya rebel di antara jas-jas licin.
Bukan tanpa alasan publik kepo. Bang Martin, yang lahir di Passo, 21 Juni 1982, memang bukan orang baru urusan ngatur strategi. Di dunia bisnis, doi Direktur Utama PT Raiyah Karya Abadi (2020–sekarang) dan PT Navaz Cipta Presasi (2021–sekarang). Jadi kalau dia gondrong, bisa jadi itu manajemen style: santai tapi hasil jalan.
Latar belakangnya juga menunjukkan perjalanan kampung sampai pusat. SD GMIM Passo, lanjut SLTP Negeri Romboken, lalu SMU Negeri 1 Manado—bener-bener alumni jalur rakyat. Pernah juga jadi Pengurus OSIS SMU (1998–1999). Sekarang? Ketua Dewan Pembina Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Sulut. Artinya dia ngerti organisasi dan grassroot.
Sedikit sejarah: gondrong pada pria dulu identik dengan perlawanan. Tahun 60–70an, di banyak negara (termasuk Indonesia), rambut gondrong sering dianggap simbol anti kemapanan. Mulai dari aktivis, musisi rock, sampai pemikir bebas pakai rambut panjang buat bilang: “Gue beda, dan gue bangga.” Bahkan dulu di Indonesia, mahasiswa bisa digunting paksa kalau gondrong—saking “mengganggunya”.
Di sidang Komisi III, Bang Martin bisa serius bahas hukum tapi tetap ngelus rambut gondrongnya. Simbol kebebasan? Tanda protes? Atau reminder kalau ide segar nggak harus potongan cepak? Netizen bilang dia kayak Dumbledore-nya DPR—bijak, misterius, rambutnya legenda.
Kontak resmi dia? Boleh email martin.tumbelaka@dpr.go.id kalau mau diskusi soal legislasi… atau tanya shampo favoritnya.
Dan jangan salah—gondrong bukan sekadar gaya. Bisa jadi itu pledge diam-diam: “Selama rambut ini belum dipotong, pengawasan gue jalan terus.” Jadi kalau tiba-tiba Bang Martin tampil cepak bersih, rakyat patut curiga: ada apa nih di DPR?
Intinya? Bang Martin ngajarin kita satu hal: politik serius boleh, tapi style harus punya cerita.