ManusiaSenayan.id – Long weekend? Enggak buat para buruh! Ribuan pekerja dari berbagai penjuru—Banten, Jabar, Jateng, hingga Jabodetabek—bakal tumplek blek di depan Istana Merdeka hari Minggu, 1 Juni 2025. Bukan buat piknik, tapi ngadu nasib lewat aksi nasional bertajuk: “Selamatkan Industri, Stop PHK Semaunya!”

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, bilang udah ada 103 bus yang siap ngetem dan ribuan motor bakal ikut iring-iringan. Target massa: 10 ribu. Lokasi demo: depan Istana. Misi: bawa suara buruh yang makin dicekik PHK massal dan banjir impor.

“Sekarang aja udah 8.000 orang siap turun ke jalan. Kita targetin sampai hari H bisa full house 10 ribu buruh. Biar Istana denger kita bener-bener,” ujar Ristadi, Jumat (30/5/2025), sambil ngecek ulang daftar peserta long march dari Gambir ke Istana.

Tuntutan: Dari Laptop Lokal Sampai Stop PHK Brutal

Dalam demo nanti, buruh bawa 5 poin tuntutan utama. Spoiler dikit:

  1. Berantas mafia impor ilegal! Jangan cuma masyarakat kecil yang digerebek.
  2. Segera revisi Permendag No. 8/2024—janji Prabowo kan udah kadung dilontarkan.
  3. Stop PHK brutal! Lindungi industri padat karya & bantu korban PHK balik kerja.
  4. Bikin kebijakan pro-pekerja, bukan pro-investor doang.
  5. Law enforcement, bukan law-for-show.

PHK: Data vs Realita, Siapa Lebih Serem?

Versi Kemnaker: 26.455 kasus PHK sampai Mei 2025.
Versi KSPN: 61.351 kasus.
Versi APINDO: 73.992 kasus (Januari-Maret).
Versi lapangan? “Jauh lebih banyak, bro,” kata Ristadi. Banyak perusahaan katanya lebih pilih diam—takut citra bisnisnya anjlok, dighosting sama buyer, atau dianggap bangkrut sama bank.

“Trust lebih penting dari nasib buruh? Ya makanya kita turun ke jalan. Biar suara kami enggak tenggelam di laporan Excel,” sindir Ristadi.

Kalau rakyat udah capek kerja, terus dicut seenaknya, trus disuruh sabar… ya wajar kalau akhirnya turun ke jalan. Siapa tahu, demo bisa jadi job fair, daripada nunggu panggilan kerja yang tak kunjung tiba.