ManusiaSenayan.id – Kalau kamu pikir politisi itu lahir dari kertas partai, siap-siap terkejut sama Muhidin Mohamad Said. Dari palu godam dan bisnis cokelat, dia berhasil colek kursi DPR RI—bukan karena nepotisme, tapi karena skill dan visi yang tajam.

  1. Langkah Awal: Jago Dagang Cocoa dan Properti

Setelah lulus dari Universitas Tadulako (Ilmu Ekonomi, 1975), Muhidin langsung terjun jadi pebisnis: dagang biji cokelat dan properti—jalan yang gak biasa buat politisi. Dari sini, dia merintis modal sosial dan finansial untuk langkah selanjutnya.

  1. Dari Bisnis ke Politik: Langsung Ngersih Kursi MPR

Tahun 1992, Muhidin mulai nyemplung di dunia politik sebagai perwakilan Sulawesi Tengah di MPR RI—tanpa banding-bandingin jabatan, langsung terpilih. Dia tetap di MPR sampai 2004, sebelum masuk DPR RI penuh.

  1. Loncat ke DPR RI dan Kambing Jingkrak dengan Suara Militan

Setelah perubahan undang-undang, Muhidin maju lewat DPR RI dan menang telak. Sejak 2004, dia udah duduk di Senayan… dan tetep eksis sampai periode sekarang (2024–2029)! Suara beliau juga terus membesar tiap pemilu: dari 87 ribu, terus ke 131 ribu, dan terakhir 154 ribu lebih!.

  1. Lebih dari Sekadar Anggota: Jadi Wakil Ketua Banggar

Sebagai orang yang paham duit (bisnis), dia ditugasin di Banggar DPR (Badan Anggaran)—sebagai Wakil Ketua. Cocok banget kan? Logika ekonomisnya bikin debat anggaran jadi lebih ‘makin ciamik’.

Kenapa Ceritanya Layak Dibagi?

  1. Urakan Tapi Cerdas: Dari bisnis ke politik, katanya step-nya gak biasa dan gak instan—tapi jelas visioner.
  2. Nurutin Rakyat Lewat Data & Angka: Saat semua main feeling, Muhidin main data. Suaranya makin naik tiap lagi pemilu, itu bukti dia bukan politisi ‘ala-ala’.
  3. Konten Legit: Gak asal politik, tapi luput manfaatkan bidang keahliannya—bisnis dan ekonomi—buat kebijakan.

Muhidin Mohamad Said tuh kayak cerita sukses start-up tapi dalam politik! Dari jualan cokelat ke invest di kursi DPR—tanpa hingar bingar, tapi full strategi. Bikin kamu sadar kalau politik juga butuh entrepreneur mindset: vision, data, persistent action.