ManusiaSenayan.id – Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Tiga nama yang mungkin bikin turis mancanegara langsung ngepak koper. Tapi sayangnya, bukan cuma koper yang siap menghilang—akses layanan kesehatan di sana juga ikutan menghilang entah ke mana.
Yap, sampai hari ini, tiga Gili kece di Lombok Utara itu belum punya rumah sakit. Bahkan puskesmas pun belum nongol. Yang ada? Klinik-klinik seadanya. Jadi jangan kaget kalau ada warga yang mau lahiran harus ngesot dulu nyebrang laut ke Lombok. Kalau pas air pasang? Ya, semoga bayinya tahan sabar.
Muazzim Akbar, anggota Komisi IX DPR RI, angkat suara (dan tangan). Menurut beliau, pemerintah perlu buka mata (dan hati). Masak iya, destinasi wisata kelas dunia dibiarkan kelas darurat dalam urusan kesehatan?
“Belum ada rumah sakit di sana. Padahal, itu kan juga menjadi destinasi pariwisata kelas dunia. Kami sangat berharap dari Kemenkes maupun dari BUMN bisa membangun rumah sakit yang memadai di sana,” kata Muazzim, mungkin sambil nahan heran campur emosi.
Warga setempat pun udah lama berjuang diam-diam. Tapi suara mereka sepi, kalah sama suara mesin kapal wisata. Padahal, turisnya datang, uangnya muter, tapi warganya? Tetap harus nyebrang demi suntik tetanus.
Muazzim janji bakal terus “teriak” di Senayan biar Gili Trawangan dan kawan-kawannya nggak cuma dilirik pas kampanye. “Kami akan upayakan terus komunikasi dengan pemerintah pusat. Karena sampai hari ini warga kesulitan akses fasilitas kesehatan di sana, terlebih tiga Gili menjadi destinasi unggulan di NTB,” katanya.
Karena, percaya atau tidak, orang yang tinggal di surga wisata itu juga manusia. Mereka juga sakit, mereka juga melahirkan, dan mereka juga butuh pertolongan cepat—bukan cuma paket wisata all inclusive buat bule.
Jadi, semoga suara dari Gili kali ini bisa menembus dinding Senayan yang tebal itu. Karena kalau sampai yang dibangun cuma resort dan bukan rumah sakit, ya siap-siap saja: yang sehat cuma bisnis, rakyatnya tetap masuk angin.