ManusiaSenayan.id – Belakangan ini makin banyak wajah-wajah muda muncul di partai politik. Mulai dari selebgram, aktivis kampus, influencer, sampai anak muda yang emang concern sama isu sosial. Tapi pertanyaannya: kenapa sih partai politik suka banget rekrut anak muda? Ini beneran buat pembaruan politik, atau cuma strategi branding biar keliatan keren?

Jawabannya bisa dua-duanya. Di satu sisi, anak muda memang punya energi besar, cara pandang segar, dan ngerti banget dunia digital. Mereka bisa jadi jembatan antara partai dan generasi muda yang selama ini ngerasa politik itu jauh dan ngebosenin. Dengan kehadiran anak muda, partai bisa mulai bicara dengan bahasa yang lebih relevan, lewat TikTok, IG Reels, atau bahkan meme politik yang nyentil tapi relate.

Tapi di sisi lain, nggak bisa dipungkiri juga kalau ini kadang cuma soal branding. Anak muda dijadikan “wajah segarpartai, partai rekrut anak muda tapi nggak dikasih ruang buat berpendapat, apalagi mengambil keputusan penting. Akhirnya cuma jadi pajangan doang—ada, tapi nggak didengar.

Makanya penting banget buat kita, sebagai generasi muda, melek politik dan nggak gampang dibungkam. Kalau mau masuk partai, pastikan kamu bukan cuma jadi alat pencitraan, tapi bisa benar-benar ikut membentuk arah perjuangan partai

Intinya, rekrut anak muda itu bagus, asal jangan cuma dijadikan konten. Anak muda harus dikasih ruang, kepercayaan, dan peran nyata. Karena politik masa depan ya tergantung kita juga. Jadi, kalau ditanya lagi, “branding atau pembaruan?” Semoga jawabannya bisa jadi: dua-duanya, tapi yang utamanya tetap perubahan nyata.