ManusiaSenayan.id – Kalau ngomongin laut Indonesia, nama Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.S. nggak bisa dilewatin. Lahir di Cirebon, 16 November 1958, dari kecil dia udah akrab sama suasana kampung nelayan. Jadi wajar kalau passion-nya sampai gede tetap muter di laut, pesisir, sama nelayan.
Perjalanan sekolahnya bisa dibilang nggak main-main. Dari SDN 1 Gebang Ilir, lanjut ke SMPN 1 Ciledug, trus SMAN 2 Cirebon. Abis itu, Rokhmin nyemplung ke dunia kampus di IPB, ambil jurusan Perikanan dan lulus tahun 1982. Dia juga sempet ambil Magister di IPB (1984–1986), dan puncaknya dapet gelar Ph.D dari Dalhousie University, Kanada (1991), fokus di ekologi sama pengelolaan sumber daya laut. Kebayang kan, ilmunya bener-bener “laut banget”.
Kariernya? Nggak cuma ngajar. Rokhmin pernah jadi Kepala Prodi Pascasarjana IPB buat pengelolaan pesisir (1997–2008), juga Asisten Rektor IV IPB (1998–1999). Nama dia makin ngetop waktu jadi Menteri Kelautan dan Perikanan (2001–2004). Setelah itu, dia tetap aktif jadi penasihat Menteri KKP (2021–2024).
Organisasi? Jangan ditanya. Dia duduk sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI dari 2005 sampai sekarang, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) dari 2011, terus juga jadi Ketua Dewan Pembina ASPESKINDO dari 2019. Pokoknya di mana ada isu laut, nelayan, sama pertanian, biasanya ada nama Rokhmin di situ.
Prestasinya pun udah diakui sejak lama. Tahun 1995, dia sempet diganjar predikat Dosen Teladan I Nasional. Bukan cuma pintar ngomong, tapi emang terbukti di lapangan dan akademik.
Fast forward ke 2024, Rokhmin sekarang resmi duduk di DPR RI. Dia maju lewat PDI Perjuangan dari Dapil Jawa Barat VIII dan dapet nomor anggota 184. Di Senayan, dia gabung di Komisi IV, yang pas banget sama background dia: ngurusin pertanian, perikanan, kelautan, dan kehutanan.
Buat anak muda, Rokhmin itu contoh nyata kalau ilmu bisa jadi senjata buat bawa perubahan. Dari kampung nelayan di Cirebon, dia sukses jadi profesor, menteri, sampai sekarang anggota DPR. Misinya jelas: laut Indonesia harus jadi sumber kekuatan bangsa, nelayan sejahtera, dan lingkungan tetap terjaga.