ManusiaSenayan.id – Gengs, kabar dari timur Indonesia nih—Raja Ampat, tempat laut sebening skincare Korea dan karang secantik filter IG, katanya lagi diganggu tambang nikel. Iya, tambang. Nikel. Di surga wisata.
Langsung dong, Wakil Menteri Pariwisata, Bu Puspa, pasang badan. Katanya, “Halo, itu tempat wisata high spender lho!” Bayangin, turis-turis yang ke sana tuh bukan naik motor bebek, tapi sewa private jet, nginepnya nggak dua malam doang, bisa tiga minggu sampai sebulan, sambil snorkeling bareng nemo tiap hari.
Makanya, kata Bu Wamen, “tolong dong jangan rusak tempat segitu indahnya cuma demi nikel.” Karena yaa… yang ke sana tuh turis sultan, dompet tebal, suka buang duit demi “pengalaman berkualitas”. Masa tempat healing kelas dunia diganti sama lubang tambang?
Bu Menteri Pariwisata juga udah gercep, manggil Gubernur Papua Barat Daya, ngajak ngobrol serius soal tambang ini. Bahkan Menteri ESDM juga katanya bakal ikut turun tangan, biar tahu seberapa dekat si tambang ke spot diving.
Meanwhile, di balik layar, ada dua pemain utama: PT GAG Nikel dan PT Kawei Sejahtera Mining, yang udah punya izin dari zaman provinsi belum pecah. Terus muncul juga tambang-tambang lain yang katanya udah pegang IUP, tapi sekarang bikin Pemda kayak… “Halo Jakarta, kita pengen nolak, tapi nggak punya kuasa. Gimana dong?”
Akhir kata, kita bisa cari duit dari tambang, tapi masa iya harus barter sama laut biru dan terumbu karang yang udah diakui UNESCO? Jangan sampai warisan buat anak cucu jadi cuma cerita di buku pelajaran.