ManusiaSenayan.id – Di tengah hiruk-pikuk jalanan dan notifikasi orderan masuk, para ojol alias ojek online masih harus berjuang. Bukan cuma lawan cuaca dan macet, tapi juga sistem yang—katanya—masih “belum adil”. Nah, kabar baiknya: DPR RI mulai ngebahas RUU Transportasi Online. Kabar buruknya? Ya… prosesnya bisa aja panjang kayak antrian order di jam sepi.

Reni Astuti, anggota Komisi V DPR dari Fraksi PKS, muncul sebagai salah satu pahlawan part-time yang ngajak temen-temennya di Senayan buat cepet-cepet bentuk Panja. Bukan panja-panjaan di story Instagram ya, tapi Panitia Kerja yang bakal ngulik lebih dalam soal nasib para driver ojol dan aplikator yang (katanya) superkuat kayak Thanos.

“Kalau menunggu undang-undang transportasi online, saya khawatir ini masih lama. Padahal ini penting dan harus segera. Makanya kemarin saya usulkan agar Komisi V segera membentuk panja. Panja ini akan mendalami permasalahan, mencari solusi, hingga menghasilkan rekomendasi konkret,” ujar Reni, sambil ngelirik Prolegnas yang kadang gesit, kadang lelet kayak koneksi WiFi pas hujan.

Masalah utama? Aplikator dianggap suka semena-mena. Tapi jangan salah, Reni nggak mau main pukul rata. Sanksi buat aplikator penting, tapi jangan sampai ngerusak nasi bungkus para driver. Intinya: jangan sampai niat nyelametin malah bikin tenggelam.

Ada juga ide dari Komdigi buat nge-block aplikator bandel. Tapi Reni ngerem dulu.

“Kalau dilakukan pemblokiran, saya khawatir juga ini akan berdampak pada kehidupan para pengemudi. Jadi harus bijak. Harus ada keadilan,” ujarnya.

Forum Legislasi bertema “Efisiensi RUU Transportasi Online” yang digelar oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025) jadi semacam talkshow live bareng Adian Napitupulu, Dirjen Perhubungan Darat, perwakilan ojol, dan pengamat transportasi. Yang pasti, vibe-nya serius tapi santai—mirip grup WhatsApp RT kalau lagi bahas bansos.

Kesimpulannya? Semua sepakat: keadilan itu penting. Tapi jangan lupa, kecepatan juga krusial. Karena kalau terlalu lama mikir, yang dirugiin bukan cuma para driver, tapi juga kita semua yang nunggu jemputan di pinggir jalan.

So, DPR, jangan kelamaan mikir. Orderan kebijakan ini udah nunggu dari dulu. Jangan sampai kena bintang satu dari rakyat.