ManusiaSenayan.id – Cerita tragis datang dari Indragiri Hulu, Riau. Seorang anak kelas 2 SD, sebut saja K, meninggal dunia. Diduga kuat, bukan karena jatuh dari sepeda atau kepleset lantai, tapi karena kena pukul kakak kelas dan dibully karena beda suku dan agama. Sakitnya bukan cuma fisik, tapi juga karena beda identitas.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, angkat suara. Katanya sih prihatin banget. Nggak tahu prihatin level berapa, tapi cukup buat minta Kemendikbud dan Pemda turun tangan.

“Apalagi jika benar terdapat unsur bullying terkait perbedaan suku dan agama, hal ini jelas merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai pendidikan dan kemanusiaan,” kata beliau.

Pihak sekolah juga disorot. Kalau terbukti cuek bebek sama kasus kayak gini, siap-siap kena sanksi tegas.

“Bila terbukti adanya kelalaian dari pihak sekolah atau pembiaran terhadap praktik diskriminasi dan kekerasan, maka perlu ada sanksi tegas agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah Lalu.

Tapi pelakunya anak-anak, Gengs. Jadi katanya, hukum tetap jalan, tapi pakai mode rehabilitasi, bukan balas dendam hukum. Anak kecil salah, tetap harus dibina, bukan dibinasakan.

Dari sisi aparat, Polres Inhu masih menyelidiki. Mereka udah periksa keluarga, guru, sampai murid lain. Tapi untuk isu bullying berbasis SARA, mereka bilang belum ada bukti kuat. Yah, semoga aja bukan modus “nanti-nanti dulu” kayak biasanya.

Kita tunggu aja. Semoga bukan sekadar ramai di berita, terus hilang kayak chat mantan. Dan semoga, kejadian kayak gini gak jadi episode berulang di dunia pendidikan kita.