ManusiaSenayan.id – Di Senayan, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Palit tampil bak detektif anggaran. Dia menyelidiki satu kasus penting: kemana perginya efisiensi anggaran Rp 306 triliun yang katanya bisa hemat APBN 2025? Karena alih-alih hemat, defisit malah makin montok: dari Rp 616 triliun jadi Rp 662 triliun. Gagal diet, tapi tambah belanja.

“Ini belum diceritakan kenapa tidak jadi dihemat, malah utangnya nambah… nah ini yang perlu kita dapatkan penjelasan,” sentil Dolfie. Ini logika ke mana? kayak dosen nanyain skripsi mahasiswa yang lupa referensi.

Masalah makin rame waktu Menteri Keuangan Sri Mulyani minta izin gesek SAL (Saldo Anggaran Lebih) 2024 sebesar Rp 85,6 triliun. Katanya buat nutup lubang-lubang yang makin melebar. Tapi tunggu dulu, blokir anggaran efisiensi Rp 134,9 triliun kok bisa dibuka sepihak? DPR bilang nggak tahu-menahu, ini ibarat ngebongkar celengan bareng tapi satu pihak ngambil duluan.

Sri Mulyani pun angkat bicara. Katanya, APBN bukan sinetron satu episode, tapi serial panjang dengan plot twist PPN batal, dividen lenyap, harga batu bara turun, dan pengembalian pajak yang lebih royal dari cashback e-commerce.

Intinya? Presiden punya banyak program, dari koperasi sampai makan bergizi. Dan menurut Sri Mulyani, blokir anggaran bisa dibuka lewat “rapat terbatas” bareng presiden. DPR? Ya cukup jadi penonton dulu, nanti dikasih notulen kok (katanya).

Jadi, moral cerita hari ini: Efisiensi itu rencana. Defisit itu kenyataan. Dan APBN? Bisa berubah kapan saja, asal ada ratas.