ManusiaSenayan.id – Kalau dulu perang kebayangnya tank, kapal, atau jet tempur, sekarang musuh bisa datang lewat… kode program! Nah, ini yang ditegaskan anggota BPK RI, Bobby Adhityo Rizaldi, pas sidang doktoralnya di Universitas Pertahanan RI, Bogor.

Bobby bilang dunia udah masuk fase perang modern. “Serangan siber sudah terbukti mampu melumpuhkan sistem komando militer, sektor energi, hingga infrastruktur vital sebuah negara. Jika kita tidak menyiapkan matra siber yang kuat, kedaulatan dan keamanan nasional akan terus berada dalam risiko,” ujarnya.

Serius banget kan? Apalagi data dari BSSN nunjukin hampir 1 miliar anomali serangan siber tercatat pada 2022. Menurut Bobby, angka itu bukan sekadar statistik, tapi “alarm keras bahwa ruang siber sudah menjadi medan perang baru.” Bayangin aja, serangan digital bisa bikin listrik mati, komunikasi lumpuh, sampai bikin infrastruktur vital nge-freeze kayak laptop jadul dipaksa main game berat.

Makanya, Bobby ngusulin TNI punya Matra Siber sebagai pilar keempat pertahanan negara. Nantinya bakal ada ratusan ahli siber yang dilatih khusus, anggaran triliunan rupiah buat enam tahun pembangunan, plus latihan perang siber tahunan biar pasukan makin jago ngadepin serangan digital. Fokusnya jelas: deteksi dini, respon cepat, dan ketahanan menghadapi malware, ransomware, maupun DDoS.

“Matra siber adalah kunci untuk menjamin kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi pertahanan. Inilah tameng digital bangsa di abad ke-21,” tegas Bobby.

Dia juga ngingetin kalau negara lain udah melangkah lebih dulu. NATO sejak 2016 sudah mengakui ruang siber setara dengan darat, laut, dan udara. Singapura bahkan punya Digital and Intelligence Service sendiri. “Jika negara-negara lain sudah melangkah jauh, Indonesia tidak boleh terus menjadi target empuk. Kita harus segera membangun matra siber agar mampu melindungi kepentingan nasional dari infiltrasi digital,” jelasnya.

Intinya, perang modern sekarang bukan cuma soal tank atau pesawat, tapi juga baris kode. Jadi jangan heran kalau ke depan pasukan elite TNI nggak cuma pakai seragam loreng, tapi juga hoodie hitam ala hacker.