ManusiaSenayan.id Gengs, kabut asap bukan filter aesthetic ya! Lagi-lagi musim kemarau datang bawa bonus: kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang makin rajin mampir ke daerah-daerah. Dari Riau sampai Kalimantan, banyak yang kering kerontang kayak hati habis ditinggal ghosting.

Nah, Anggota Komisi IV DPR RI, Rina Sa’adah, angkat suara. Bukan buat cari cuan, tapi ngingetin pemerintah biar gak main solo karir.
Penanganan karhutla perlu dilakukan secara terpadu, mulai dari pemantauan titik api, pencegahan, penanganan hingga penegakan hukum. Selain itu, penanganan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak juga sangat penting,” kata Rina dalam rilis resminya (30/7/2025).
Ya, masa iya cuma nunggu hujan turun?

Menurut BMKG (iya, yang bukan boyband itu), Agustus ini adalah puncak musim kemarau. Gak heran banyak daerah masuk zona merah rawan kebakaran, bahkan api bisa muncul tanpa bantuan manusia. Horor? Banget.

Rina juga bilang, walau Kementerian Kehutanan jadi kapten tim, mereka gak bisa nanganin ini sendirian.
Perlu pasukan gabungan: BMKG, BNPB, Pemda, bahkan masyarakat sipil juga diajak turun tangan. Semua harus ngonten bareng (eh, ngonten solusi ya, bukan bikin drama).

Meskipun Kementerian Kehutanan adalah otoritas utama dalam sektor kehutanan, mereka tidak dapat menangani karhutla sendiri… Koordinasi dan kolaborasi harus diperluas, melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).” ujar Rina.

Yang keren, ternyata udah ada anggaran khusus buat pencegahan dan penanganan kebakaran. Tinggal dipakai serius, jangan cuma jadi laporan manis di RKA.

Operasi Modifikasi Cuaca, helikopter water bombing, dan pasukan Manggala Agni juga dikerahkan.
Intinya, jangan tunggu viral dulu baru ribut padamkan api.

Karhutla itu bukan konten clickbait, tapi bencana nyata. Jadi, yuk semua pihak gaspol kolaborasi. Biar bumi gak panas bukan karena drama, tapi karena beneran terbakar.