ManusiaSenayan.id – Kalau Gengs (Geng Senayan) kira program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal digarap serius dan dibiayai negara, ya… selamat datang di Indonesia! Di negeri ini, program ambisius sekelas nasional ternyata nyicip dulu pakai dana CSR dari BUMN, bukan APBN. Keren kan? Negara ‘ngide’, korporasi yang disuruh bayar.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, dalam konferensi persnya dengan santai bilang, “Karena nggak ada anggaran di APBN, ya saya minta tolong ke Pak Erick Thohir buat nyisihin CSR BUMN buat bangun dapur.”
Bisa jadi next-nya nanti: “Karena nggak ada anggaran gaji pejabat, kami minta tolong CSR juga?”
Tiga BUMN Karya — Adhi Karya, PP, dan Hutama Karya — ditunjuk langsung buat bangun masing-masing satu dapur prototipe di Jambi, Kebumen, dan Banjar. Ya, anggap saja ini MasterChef versi infrastruktur: masing-masing bikin dapur dengan “style dan feel” sendiri. Ada yang cepat, ada yang murah, ada yang… katanya unggul di “perasaan konstruksi” (apa itu, Gengs?).
Biayanya? Cuma Rp 4,5 miliar per dapur. Isinya lengkap: dapur, aula, parkiran, air bersih, sanitasi, bahkan instalasi limbah. Gak tanggung-tanggung, padahal ini baru “prototipe”. Alias, belum tentu jadi standar nasional.
Targetnya sih Agustus 2025 sudah ngowos alias siap saji. Tapi ya itu, semua tergantung keajaiban dan pengawasan tim internal yang katanya siap “memantau”. Karena seperti biasa, mimpi besar di negara ini kadang cuma ending di seremoni potong pita.
Intinya: program negara, duitnya dari perusahaan, hasilnya semoga gak cuma bangunan mangkrak. Tapi ya, siapa tahu kelak dapur ini jadi spot foto Instagrammable ala “Wisata Gizi Gratis”.
Indonesia, kamu memang beda. Negara yang bisa bikin proyek strategis tanpa anggaran, cukup modal nekat dan proposal ke CSR.