ManusiaSenayan.id – Namanya Lestari Moerdijat, tapi orang lebih akrab memanggilnya Mbak Rerie. Lahir di Surabaya, 30 November 1967, perempuan ini bukan cuma sekadar politisi—dia adalah simbol keteguhan, visi, dan suara perempuan dari Jawa Timur yang kini duduk di puncak kekuasaan parlemen.

Dulu, Rerie bukan siapa-siapa. Ia memulai karier dari dunia media—dari copywriter, editor lepas, hingga akhirnya jadi CEO Media Group dan Presiden Direktur Media Indonesia. Tapi karier gemilang itu nggak bikin dia nyaman di zona nyaman. Ia banting setir ke dunia politik, ikut membidani lahirnya Partai NasDem, dan kini dua periode berturut-turut jadi Wakil Ketua MPR RI.

Dari dapur redaksi, Rerie naik ke panggung Senayan—dengan suara rakyat sebagai bekalnya.

Tapi hidup Rerie bukan cuma soal karier. Tahun 2016, ia divonis mengidap kanker payudara HER2-Positive. Alih-alih jatuh, dia bangkit. Operasi dan kemoterapi dijalaninya tanpa banyak drama, tapi dengan tekad luar biasa.

Penyakit ini bukan akhir, tapi kesempatan kedua dari Tuhan,” katanya.

Dari situ, dia mendirikan gerakan Sahabat Lestari, mengkampanyekan SADARI, membangun rumah singgah pasien kanker, dan turun langsung ke lapangan—karena baginya, hidup adalah tentang memberi manfaat.

Rerie bukan tipikal politisi musiman. Dia hadir untuk rakyat. Saat tsunami Aceh melanda, dia terjun langsung. Saat nelayan Indonesia disandera Abu Sayyaf, dia ikut dalam tim negosiasi pembebasan.

Dan kini, ia terus memperjuangkan pemberdayaan perempuan, pendidikan, kesehatan, serta pengakuan sejarah seperti perjuangan Ratu Kalinyamat.

Suara perempuan itu bukan sekadar pelengkap. Bersama Rerie, suara perempuan adalah penggerak. Ia buktikan bahwa lembut tak berarti lemah.
Dan politik bukan dunia eksklusif untuk para lelaki.