ManusiaSenayan.id – Warga +62, siap-siap ya… abis pajak mobil, motor, rokok, dan napas, sekarang katanya amplop nikahan juga mau dipajakin! Seriusan, ini bukan skenario film, ini pernyataan dari Mufti Anam, anggota Komisi VI DPR, waktu rapat bareng Danantara dan Kementerian BUMN di Senayan.
Ceritanya begini, gara-gara dividen BUMN dialihin ke Danantara, negara jadi kehilangan “pundi-pundi cinta” alias pemasukan. Nah, biar keuangan negara nggak jebol kayak dompet akhir bulan, Kementerian Keuangan katanya mulai brainstorming ide-ide “kreatif”. Hasilnya? Rakyat yang jualan online, jadi influencer, sampe yang cuma ngarep amplop di nikahan, bisa-bisa ikutan kena pajak.
“Bahwa rakyat kita hari ini mereka jualan online di Shopee, di TikTok, di Tokped dipajaki, Pak. Bagaimana mereka para influencer kita, para pekerja digital kita semua sekarang dipajaki, bahkan kami dengar dalam waktu dekat orang yang mendapat amplop di kondangan dan di hajatan akan dimintai pajak oleh pemerintah,” keluh Bang Mufti, sambil geleng-geleng kepala.
UMKM? Tambah pusing. Mereka lagi itung-itung ulang harga jual karena takut profit ilang semua cuma buat setor pajak. Belum lagi bocah-bocah daerah yang baru mulai merintis online shop mereka, langsung dilirik kayak ATM berjalan.
Mufti sih cuma minta satu: kalau emang duit BUMN dipindahin ke Danantara, ya tolong kelola dengan bijak. Jangan sampai rakyat kecil yang harus nombokin defisit negara. Masa iya, negara segede ini duitnya kurang gara-gara lupa narik dividen?
Besok-besok, bisa jadi pajak senyum tamu undangan atau tarif ngobrol basa-basi juga bakal disahkan. Kalo begitu, siap-siap aja isi saldo e-wallet sebelum ngobrol sama tetangga. Pajak gaya hidup: versi Indonesia.