ManusiaSenayan.id — Di tengah riuhnya para anggota DPR yang hartanya udah kayak Sultan Andara, muncul satu nama yang bikin banyak orang mikir: “Lho, serius ini anggota DPR?” Namanya Trinovi Khairani, anggota DPR termuda dari Sumatera Utara II yang ternyata hartanya cuma sekitar Rp358 juta aja. Serius, segitu doang!
Kalau biasanya kita lihat anggota DPR pamer mobil mewah, rumah segede lapangan, atau saham segunung, Trinovi malah simpel banget. Asetnya? Satu bidang tanah di Labuhanbatu Utara (nilainya Rp60 juta), satu motor Honda CRF, dan uang kas di rekening yang nggak seberapa. Bahkan, dia masih punya utang nyaris Rp100 juta. Beda banget sama citra “wakil rakyat sultan” yang sering wara-wiri di medsos.
Cewek kelahiran Rantau Prapat, 16 November 1996 ini duduk di Komisi I DPR RI, dan juga aktif di Badan Kerja Sama Antar Parlemen. Di balik nama yang belum sering muncul di headline nasional, Trinovi justru nunjukin satu hal penting: nggak semua politisi harus berangkat dari background tajir melintir.
Latar pendidikannya juga cukup kece. Dia alumni SD Al-Azhar Medan, SMP & SMA Shafiyyatul Amaliyah, dan sempat kuliah di Lim Kok Wing University, Malaysia. Tapi meski sekolahnya di luar negeri, gaya hidupnya tetap lowkey. Nggak hedon, nggak norak, dan nggak lebay.
Selain itu, Trinovi aktif juga di organisasi lokal. Dia pernah jadi Ketua PERSIT di satuan militer, sekarang menjabat sebagai Wakil Bendahara Pemuda Pancasila Sumut. Walau belum jadi bintang Senayan, namanya mulai diperhitungkan karena dianggap mewakili sosok politisi muda yang nggak neko-neko.
Yang bikin makin salut, dia rajin lapor LHKPN ke KPK. Ini penting, karena masih banyak banget anggota DPR yang males banget lapor kekayaan. Padahal transparansi itu harga mati kalau udah pegang jabatan publik.
Mungkin Trinovi bukan sosok flamboyan yang jadi headline tiap minggu. Tapi di zaman kepercayaan publik ke DPR makin tipis, hadirnya sosok kayak dia tuh bisa jadi angin segar. Muda, jujur, sederhana, dan (semoga) nggak ikut-ikutan main proyek. Bisa jadi, ini awal cerita baru: bahwa wakil rakyat nggak harus sultan dulu buat bisa ngasih perubahan.