ManusiaSenayan.id – Belakangan muncul gosip soal stok beras Bulog di gudang yang katanya ada yang turun mutu bahkan terancam dibuang. Netizen pun auto panik, “Waduh, jangan-jangan nanti nasi jadi nggak pulen lagi?”

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani buru-buru angkat bicara. Ia memastikan kondisi beras di gudang masih aman terkendali. “Kemarin saya bawa ke sana supaya teman-teman media lihat sendiri. Ada nggak yang rusak? Kan nggak ada (kerusakan beras),” tegas Rizal di Jakarta.

Walau begitu, ia juga mengakui nggak mungkin semuanya sempurna. “Tapi yang namanya gudang, nggak mungkin 100% (nggak ada yang rusak). Intinya kita berupaya untuk jadi bagus,” jelasnya.

Soal keluhan beras SPHP yang katanya pera, Rizal menjawab dengan simpel. “Memang tekstur dari bibitnya seperti itu. Jadi varietas padinya yang pera. Biasanya orang Sumatera sukanya yang kiri nih (pera). Karena kalau orang Jawa sukanya kan makannya pakai yang kering-kering, sehingga harus pulen dia,” tambahnya. Jadi, bukan berarti kualitas jelek, cuma masalah selera daerah.

Bulog sendiri punya sistem rapih buat jaga mutu, mulai dari FIFO (First In First Out) sampai FEFO (First Expired First Out). Kalau ada yang terindikasi menurun kualitasnya, langsung dipisahin, difumigasi, atau diproses ulang pakai mesin modern.

Di sisi lain, Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa, punya pandangan berbeda. Ia mengingatkan soal stok beras impor yang belum tersalurkan. “Perhitungan saya disposal tahun ini bisa lebih dari 100 ribu ton. Jadi hati-hati nih pemerintah. Kalau 100 ribu ton saja, negara dirugikan Rp 1,2 triliun,” ujarnya.

Nah, sekarang publik jadi bingung, mau percaya versi Bulog atau warning dari akademisi. Yang jelas, kita semua berharap nasi tetap aman di piring — biar yang dipikirin cuma lauknya, bukan nasinya.