ManusiaSenayan.id – Kupang lagi-lagi jadi sorotan. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, ngegas minta pemerintah sama Bulog buat ngebut salurin beras dan nyerap jagung dari petani NTT. Soalnya, penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sampai Oktober 2025 baru tembus sekitar 40 persen.
“Mudah-mudahan di November ini bisa kita selesaikan agar bantuan untuk rakyat ini segera tersalurkan. Rakyat sangat membutuhkan, terlebih saat harga beras di lapangan semakin mahal,” ujar Ahmad Yohan di Kupang.
Masalahnya, kata Yohan, keterlambatan ini gara-gara belum ada penugasan resmi dari pusat. “Penyalurannya belum maksimal karena menunggu keputusan ratas. Mudah-mudahan kebijakan ini segera keluar agar sisa penyaluran Oktober–November bisa segera dituntaskan,” jelasnya.
Nah, nggak cuma beras, jagung juga jadi PR gede. Target penyerapan jagung Bulog di NTT 27 ribu ton, tapi baru 300 ton yang keserap. “Ini angka yang sangat kecil,” tegasnya. Padahal, kualitas jagung NTT disebut terbaik di Indonesia.
Makanya Yohan minta Bulog jangan “nunggu bola” di gudang. “Bulog harus turun ke area pertanian agar bisa menyerap jagung langsung dari petani. Mereka sangat membutuhkan hasil panennya segera dibeli,” ujarnya.
Soal kadar air yang dulu jadi alasan, katanya udah mulai beres. Petani sekarang lebih rajin jemur jagung biar sesuai standar Bulog.
Yohan menutup dengan visi besar: “Provinsi NTT punya potensi besar. Lahan tersedia, kualitas jagung sangat baik, dan petani aktif di hampir semua kabupaten. Tinggal dukungan teknologi dan kebijakan pusat yang lebih serius.”
Intinya, kalau semua beres, NTT bisa jadi lumbung jagung nasional, bahkan ekspor. Jangan sampai kesempatan emas ini kelewat kayak promo Shopee jam 12 lewat dikit.