Manusiasenayan.id – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, wanti-wanti biar Indonesia nggak cuma jadi “commentator di pinggir lapangan” soal konflik Palestina–Israel. Menurut dia, RI harus lebih aktif dorong two-state solution alias solusi dua negara. Gak cukup lewat doa dan postingan, tapi lewat diplomasi di PBB dan OKI.

Apalagi, Presiden Prabowo Subianto udah angkat suara lantang di sidang Majelis Umum PBB. “Indonesia mengusung solusi dua negara untuk kemerdekaan Palestina yang didukung oleh berbagai negara yang mengakui Palestina,” kata Sukamta.

Tapi, doi ngingetin, jangan sampai deklarasi cuma jadi pajangan. “Deklarasi ini hanya akan menjadi simbol diplomasi tanpa memberikan dampak bagi rakyat Palestina… apabila tidak ada langkah nyata selanjutnya dari PBB dan dunia Internasional,” lanjutnya.

Ada yang agak plot twist, Hamas yang dulu sering dicap anti-solusi dua negara, sekarang malah open. Syaratnya? Gencatan senjata permanen, blokade dihentikan, tahanan ditukar, pemukiman ilegal stop, dan Israel cabut dari Gaza. Kata Sukamta: “Kita melihat Hamas telah menegaskan sikap politiknya, menyambut solusi dua negara sebagai peluang penting. Artinya, dunia internasional tidak bisa lagi menutup mata.”

Selain itu, 11 negara baru juga baru-baru ini kasih pengakuan ke Palestina. Jadi total sekarang 159 dari 193 negara PBB udah resmi akui. Momentum ini, kata Sukamta, harus ditangkap. “Momentum ini harus dilanjutkan dengan langkah nyata salah satunya tawaran Presiden Prabowo untuk mengirimkan pasukan Indonesia dalam misi perdamaian di bawah PBB,” jelasnya.

Dan jangan lupa, ini semua balik lagi ke konstitusi. “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” tegasnya ngutip Pembukaan UUD 1945.

So, kalau 20 ribu pasukan RI beneran berangkat, itu bukan sekadar headline. Itu bukti RI nggak cuma jago di mic, tapi juga di lapangan.