ManusiaSenayan.id – Kupang lagi rame, bukan karena destinasi wisata kece, tapi karena dua masalah serius: rabies dan virus babi (ASF) yang bikin warga NTT kelimpungan. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, tegas bilang BPMP (Badan Perakitan dan Modernisasi Pangan) harus aktif lagi dan jangan tidur panjang.
Menurut Yohan, keberadaan BPMP sekarang nyaris nggak terasa manfaatnya. “Kantor ini dibangun sejak 1986 oleh Pak Harto, dulu aktif melakukan pelatihan dan pembibitan untuk wilayah Indonesia Timur, tapi sekarang nyaris tidak terasa kehadirannya. Petani harus cari bibit dan pupuk sendiri,” katanya usai pertemuan dengan BPMP dan jajaran terkait di Kupang, Senin (22/9/2025).
Yohan minta lahan-lahan yang ada dipakai sebagai lokasi percontohan pertanian modern. “Kami meninjau beberapa area percontohan, namun kondisinya masih jauh dari yang diharapkan. Ratusan hektare lahan bisa dimanfaatkan untuk memotivasi petani agar lebih percaya diri dan produktif,” jelas politisi PAN ini.
Masalah irigasi juga nggak luput dari sorotan. “Bendungan sudah dibangun dengan anggaran ratusan miliar hingga triliun rupiah. Tapi airnya belum sampai ke lahan pertanian. Ini harus jadi perhatian serius,” ujarnya. Yohan berharap irigasi bisa tuntas sampai ke sawah, biar indeks tanam naik dari sekali jadi dua atau tiga kali setahun.
Yang bikin makin ngeri, kasus rabies udah menelan korban. “Kasus rabies sudah menyebabkan 25–30 orang meninggal karena gigitan anjing. Ini bukan masalah sepele, ini soal nyawa manusia,” tegasnya.
Ia menekankan, “Kasus rabies dan virus babi ini harus dijadikan isu nasional yang ditangani secara serius. Tidak boleh lagi ada keluhan yang sama di tahun-tahun mendatang.”