ManusiaSenayan.id Lagi-lagi urusan beras jadi topik panas. Tapi kali ini, kabarnya agak adem. Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, kasih acungan jempol buat langkah Presiden Prabowo Subianto yang mau ningkatin kerja sama ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) alias cadangan beras darurat se-Asia.

“Saya melihat langkah Presiden Prabowo untuk memperkuat kerja sama konkret di kawasan melalui peningkatan APTERR adalah langkah yang sangat tepat dan strategis. Saat ini, kawasan Asia menghadapi ketidakpastian rantai pasok pangan akibat perubahan iklim, geopolitik, dan fluktuasi harga global. Karena itu, penguatan cadangan beras darurat kawasan menjadi kebutuhan nyata, bukan sekadar simbol kerja sama,” ujar Johan.

Bahasanya emang agak formal, tapi intinya simpel: Prabowo lagi bikin ‘grup WA cadangan beras Asia’ biar kalau ada negara lagi krisis pangan, bisa saling bantu tanpa drama rebutan stok.

Johan lanjut, Indonesia bukan pemain figuran di APTERR. Selain kontributor utama, kita juga penghasil beras paling produktif di ASEAN.

“Indonesia memiliki potensi besar dan posisi strategis dalam kerja sama APTERR. Namun saya mendorong agar partisipasi Indonesia tidak hanya sebatas komitmen kuota beras, tetapi juga mencakup peningkatan peran sebagai pusat koordinasi logistik, riset, dan distribusi pangan kawasan,” jelasnya.

Dia juga wanti-wanti: APTERR jangan cuma keren di power point. Harus ada sistem early warning, database beras real-time, dan distribusi cepat kalau ada negara lagi “lapar beneran.”

“Dalam hal ini, Indonesia bisa memainkan peran sebagai hub pangan kawasan,” tegas legislator asal NTB itu.

Penutupnya cakep: Johan bilang program ini harus bikin petani Indonesia juga happy, bukan cuma diplomasi doang.

“Saya mendukung langkah Presiden Prabowo… namun penting untuk memastikan kerja sama ini juga berimbas langsung pada kesejahteraan petani,” pungkasnya.

Intinya, beras aman, perut kenyang, petani senang — baru Asia tenang.