ManusiaSenayan.id – Cilincing lagi heboh, gengs. Bukan karena ada festival atau café hits baru, tapi gara-gara pagar laut beton yang bikin nelayan geleng-geleng kepala. Katanya, pagar ini bikin arus laut berubah, sedimentasi, dan akhirnya ikan jadi minggat ke tengah laut. Akibatnya? Nelayan harus melaut lebih jauh, bensin makin banyak kepake, hasil tangkapan makin dikit. Dompet pun makin tipis.

Anggota Komisi IV DPR RI Riyono langsung angkat suara. Ia wanti-wanti supaya pembangunan jangan sampai merugikan rakyat kecil.

Kepentingan nelayan yang utama, pembangunan harus berdampak langsung kepada mereka. Keberadaan pagar laut beton di Cilincing jangan mengganggu nelayan, negara harus mendahulukan rakyat sebelum yang lain,” tegas Riyono.

Riyono juga nyebut, proyek di mana pun wajib mikirin rakyat dulu.

“Pembangunan apapun di NKRI harus mengutamakan rakyat, gak boleh dikalahkan oleh kepentingan usaha/swasta, semua harus di sinergikan,” tambahnya.

Menariknya, pagar laut ini beda dengan kasus di Tangerang dan Bekasi. Kalau di dua tempat itu izinnya dicabut karena ilegal, nah yang di Cilincing justru udah punya izin resmi sejak 2023 dari KKP. Tapi meski ada izin, di lapangan tetep aja bikin masalah. Riyono bilang, dia banyak dapet laporan dan udah ngecek langsung bareng nelayan serta perusahaan pemilik pagar beton.

“Semua pemanfaatan ruang laut harus ada izinnya, administrasi harus jelas dan sesuai dengan kondisi lapangan. Namun ternyata dari hasil pengecekan lapangan oleh tim saya dan pertemuan dengan nelayan bersama perusahaan pemilik pagar laut beton ada kendala,” pungkasnya.

Intinya, meski proyek ini legal, kalau bikin nelayan makin susah, ya sama aja kayak punya SIM tapi nabrak trotoar: tetap aja bikin orang repot.