ManusiaSenayan.id – Baru aja kita lega karena nggak disuruh pakai masker ke minimarket lagi, eh… COVID-19 katanya comeback di Asia. Dan, seperti biasa, DPR pun bersuara. Kali ini lewat Bang Ashabul Kahfi dari Komisi IX PAN, yang dengan gaya superhero tanpa jubah, menyerukan: “kami mendorong Kementerian Kesehatan dan seluruh jajaran di lapangan untuk segera melakukan penguatan sistem surveilans epidemiologi

Dalam bahasa rakyat jelata, maksud beliau: “Ayo jangan telat tahu, biar virus nggak keburu pesta pora duluan.” Soalnya, kalau telat deteksi, nanti yang berkembang bukan ekonomi, tapi transmisi komunitas. Waduh.

Bang Kahfi juga ngingetin pemerintah buat rajin ngomong ke publik. Tapi bukan ngomong yang muter-muter, ya—ngomong yang jelas soal varian baru, gejala kekinian, dan update protokol. “Jangan menunggu eskalasi kasus baru bergerak. Masyarakat harus diberi informasi yang jernih, soal varian yang beredar, gejala-gejalanya, dan protokol pencegahan yang disesuaikan,” kata beliau. Noted, bang.

Lanjut, DPR juga nyentil soal kesiapan rumah sakit. Katanya, jangan sampai RS kaget kayak 2020. “APD, alat tes, dan nakes harus siap tempur,” katanya. Pokoknya jangan sampai kita nostalgia masa-masa oksigen jadi barang mewah dan nakes jadi pasukan Avengers.

Komisi IX bakal mantau terus,” lanjut beliau. Mantau-nya tentu bukan sambil scroll Medsos, tapi serius—biar ekonomi, sekolah, dan hidup sosial kita nggak disabotase lagi sama si virus bandel ini.

FYI, positivity rate kita naik dari <1% ke 2,05% tahun ini. Varian yang gentayangan di RI? MB.1.1—bukan nama robot, tapi varian COVID baru.

Jadi, Gengs, jangan panik, tapi juga jangan bebal. Karena walau virusnya berubah nama, dramanya tetap sama: kalau lengah, kita yang kena!