ManusiaSenayan.id – Warga Muratara, Sumsel, lagi-lagi gerah. Bukan karena cuaca, tapi karena “emas” yang bikin sungai jadi kubangan teh manis. Ratusan warga Kecamatan Rawas Ulu turun ke jalan, Jumat (13/6), bukan buat senam pagi, tapi buat demo total!
Mereka kumpul di depan Kantor Camat Rawas Ulu sambil bawa semangat 45. Tuntutannya jelas “Tolong dong, tambang emas ilegalnya disetop, air sungai kami udah kayak kopi susu!”
Warga makin panas karena alat berat masih asyik menggali. Sungai Rawas, yang dulunya bening dan jadi andalan buat mandi, nyuci, sampai masak, sekarang berubah jadi aliran nostalgia—kenangan masa lalu tentang air bersih.
Karena demo damai kayaknya kurang greget, massa akhirnya kasih sentuhan ekstra: bakar ban di simpang tiga Pasar Surulangun. Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) pun kena getahnya. Macet panjang 7 kilometer! Yang niatnya cuma antar sayur, malah ikut ‘ngeliat demo live edition’.
Polisi, tentu nggak tinggal diam. Kasat Intelkam Polres Muratara, Iptu Baitul Ulum, konfirmasi soal demo dan pemblokiran jalan.
Untungnya, setelah satu jam aksi panas, massa akhirnya bubar, jalan dibuka lagi, dan langit pun sedikit cerah (meski sungainya masih keruh).
Tapi jelas, pesan dari warga Rawas Ulu ini bukan sekadar bakar ban—mereka minta hak hidup, air bersih, dan sungai yang bisa dinikmati tanpa rasa logam mulia.
Tambang boleh cari cuan, tapi jangan sampai rakyat disuruh mandi emas cair. Nggak lucu.