ManusiaSenayan.id — Di tengah dunia industri yang makin “go green” dan “go digital”, Indonesia masih kayak pabrik yang ngandelin mesin tua dan SOP zaman Orde Baru. Tapi tenang, Dina Lorenza, anggota Komisi VII DPR RI, udah kasih sinyal: Industri kita harus move on!

“Kita sedang berada di era di mana industri tidak bisa lagi mengandalkan pola lama. Isu lingkungan, efisiensi energi, hingga penguasaan teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masa depan industri kita,” ujar Dina.

Menurutnya, industri sekarang gak cukup cuma bisa produksi—harus ramah lingkungan, hemat energi, dan jago teknologi. Kalau enggak, ya siap-siap didepak dari pasar global kayak aplikasi yang gak update.

Komisi VII, yang ngurus sektor dari pariwisata sampai UMKM, juga lagi serius memantau ini. Apalagi di zaman di mana TikTok Shop bisa ngalahin toko grosir tetangga, pelaku industri lokal gak bisa cuma ngandelin “niat baik” dan “semangat juang.”

Dina juga bilang, regulasi pemerintah jangan cuma kayak rambu-rambu lalu lintas yang bikin bingung: banyak tapi malah nabrak.

“Kita perlu memastikan bahwa regulasi yang dibuat tidak justru membebani pelaku usaha, tapi mendorong mereka untuk naik kelas dan bertransformasi,” tegasnya.

Soal tenaga kerja? Dina gak lupa. Industri 4.0 ini kalau gak siap, bisa bikin banyak buruh berubah status jadi “korban kemajuan.” Makanya, dia dorong pelatihan vokasi dan magang yang nyambungin dunia sekolah sama dunia kerja.

Intinya? Industri Indonesia punya potensi gede. Tapi kalo gak dikawal dan dikelola dengan otak yang visioner, bukan nostalgia, ya bakal gitu-gitu aja. Dina udah pasang alarm, sekarang tinggal nunggu siapa yang bangun dan gerak.