ManusiaSenayan.id – Di tengah hebohnya kabar kalau data pribadi kita bakal jadi bagian menu dalam sajian dagang RI-AS, Menkomdigi Meutya Hafid akhirnya angkat suara. Tapi jangan harap langsung dapat jawaban tegas ya, karena responsnya… ya, standar pejabat zaman now: “Kami akan koordinasi dulu.”
Yap, katanya sih mau ngobrol dulu sama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Entah buat bahas serius soal kedaulatan data atau sekadar ngopi-ngopi tipis, belum jelas juga. Yang pasti, Meutya belum tahu detilnya, tapi yakin deh, koordinasi akan membuahkan pernyataan resmi. Kapan? Ya tunggu aja.
“Saya belum tahu persis topiknya apa, tapi besok bakal ada pernyataan kok,” kata Meutya sambil senyum diplomatis di kompleks Istana.
Di sisi lain dunia, Gedung Putih yang bukan kos-kosan tapi markasnya Presiden AS, udah duluan ngumumin kesepakatan dagang penting dengan Indonesia. Lucunya, kita di sini masih koordinasi, sedangkan sana udah bikin press release lengkap—bahas manufaktur, pertanian, bahkan sampai ke urusan digital dan… data pribadi. Yup, data lo, gue, kita semua gengs.
Berdasarkan rilis resmi, Indonesia bakal ngasih akses transfer data pribadi ke Amerika, karena katanya AS sudah dianggap cukup aman buat jaga data kita. Cukup aman menurut siapa? Ya, menurut AS sendiri dong. Emang paling bisa.
Bukan cuma itu, Indonesia juga sepakat bayar tarif 19%, ngapus-ngapus hambatan perdagangan digital, dan kasih lampu hijau buat moratorium pajak transaksi elektronik. Makin mulus tuh jalan data lo melanglang buana ke Silicon Valley.
Sementara itu, di tanah air tercinta, warganet cuma bisa geleng-geleng. Data pribadi yang katanya “dilindungi UU PDP” sekarang malah mau ditransfer lintas benua. Padahal baru kemarin rame-rame bikin Perppu buat ngatur data lokal. Sekarang? “Yuk ekspor data, demi investasi.”
Tapi tenang, gengs digital. Meutya dan Airlangga masih koordinasi. Jadi jangan buru-buru panik ya. Mungkin setelah koordinasi ketiga, atau keempat, kita bakal tahu apakah data kita sekadar jadi “barang tak berwujud” yang bisa dilapak di bursa global. Atau mungkin, itu cuma salah paham… hasil terjemahan Google Translate dari Gedung Putih.
Apapun itu, ingatlah: di negeri ini, sebelum data lo sampai ke server Amerika, dia harus lewat satu fase penting dulu — koordinasi.