ManusiaSenayan.id – Hari Senin (28/7) di Patung Kuda bukan cuma tempat lalu lintas macet, tapi juga panggung aksi dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI). Lewat aksi bertajuk Indonesia (C)emas 2025, mahasiswa dari berbagai kampus turun dengan membawa 11 tuntutan yang isinya jauh dari basa-basi.

Yang pertama, mereka tegas menolak utak-atik sejarah demi kepentingan elit.

Penolakan keras terhadap upaya pengaburan sejarah. Tolak politisasi sejarah untuk kepentingan elit,” begitu isi salah satu tuntutan mereka.

Masuk ke isu hukum, mereka soroti pasal-pasal kontroversial dalam RKUHAP yang dinilai berpotensi mengekang kebebasan sipil.

Mendesak peninjauan kembali pasal-pasal bermasalah di RKUHAP serta penundaan pengesahan hingga seluruh poin kontroversial diselesaikan secara partisipatif,” lanjut pernyataan BEM SI.

Beberapa pasal yang dipermasalahkan: Pasal 6, 23, 93, 106, dan 145. Pasal-pasal ini dianggap bisa bikin suara rakyat malah dianggap gangguan.

Gak cuma soal hukum, mahasiswa juga soroti isu lingkungan dan ekonomi. Mulai dari audit pertambangan, pemberantasan tambang ilegal, hingga keadilan bagi masyarakat terdampak.

Desak transparansi dalam izin pertambangan, jaminan partisipasi masyarakat adat, serta alokasi keuntungan yang adil.”

Mereka juga minta pembatalan pembangunan 5 batalion militer baru di Aceh, serta pengadilan militer di kampus.

Buka data jumlah tentara organik di Aceh sesuai MoU Helsinki,” tegas mereka.

Aksi ini juga mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset dan penolakan praktik rangkap jabatan sipil-militer.

Gerakan ini jadi pengingat kalau mahasiswa masih jadi alarm bangsa. Bukan buzzer, bukan follower, tapi penggerak.