ManusiaSenayan.id – Kalau kamu pikir rumah itu tempat paling aman buat rebahan dan healing, well… selamat datang di realita suram Indonesia. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, baru aja ngumumin fakta bikin mual: kekerasan seksual jadi juara satu dalam daftar dosa sosial kita. Dan tempat kejadian paling hits? Rumah sendiri, Gengs!
Data dari Simfoni PPPA (iya, itu bukan nama girlband, tapi sistem pelaporan kekerasan) nyatet 11.850 kasus kekerasan ke perempuan dan anak dari Januari sampai Juni 2024. Korbannya? 12.604 orang—kebayang nggak tuh, satu stadion penuh.
Yang bikin miris, mayoritas korbannya perempuan, dengan lebih dari 5.000 kasus kekerasan seksual. Gak cukup sampai situ, survei nasional bilang: 1 dari 4 perempuan di Indonesia pernah kena kekerasan fisik atau seksual. Dan anak-anak? 9 dari 100 anak juga pernah mengalami kekerasan seksual. What a lovely statistic to wake up to, huh?
Arifah bilang, ini bukan cuma angka. Di balik itu semua, ada trauma, ada luka yang nggak kelihatan, ada hidup yang berantakan. “Ini bukan sekadar statistik,” katanya—dan ya, kami setuju banget.
Tapi, pertanyaannya: kita mau terus jadi bangsa yang bangga jadi juara dalam hal beginian? Atau mulai sadar, buka mata, dan gaspol lawan budaya patriarki dan kekerasan yang udah mendarah daging?
Karena jelas, kalau rumah udah bukan tempat aman, terus kita mau ngungsi ke mana?