ManusiaSenayan.id – Dubes Iran lagi curhat ke Indonesia:“supaya bisa berperan aktif untuk penghentian perang, perlu direspons pemerintah dengan proaktif mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera berupaya meredakan konflik antara Israel dan Iran.”
Responsnya? Langsung dijawab kalem tapi tajam oleh anggota Komisi I DPR dari PKS, Bang Sukamta.
Katanya, “Pemerintah Indonesia perlu mengingatkan komunitas internasional akan sikap Israel yang semakin agresif dan brutal dengan terus melakukan genosida di Palestina dan juga menyerang negara lain akan menyebabkan konflik semakin besar menyeret banyak negara lain.”
Menurut Bang Sukamta, Indonesia itu udah punya rekam jejak: anti penjajahan, cinta damai, dan selalu siap ngetweet kutukan terhadap pelanggar HAM. Jadi, walau nggak bisa turun langsung ke arena smackdown Israel vs Iran, kita bisa jadi komentator resmi di panggung dunia.
“Serangan Israel itu brutal, bro. Udah Palestina diserang, sekarang negara lain juga. Ini bisa bikin liga konflik dunia makin ramai,” kata Sukamta,
mirip komentator bola pas timnya diserang dua arah. Makanya, Indonesia diminta ngingetin komunitas internasional: jangan tutup mata, nanti semuanya ikut kebakar.
FYI, Indonesia udah sempat ngecam Israel pas nyerang Iran minggu lalu. Pernyataannya serius, lho—pakai bahasa diplomatik yang artinya:
“Pemerintah Indonesia melalui Kemlu sudah memberikan sikap dengan mengutuk serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang serius. Ini sikap yang sudah tepat disampaikan, karena Indonesia anti penjajahan dan selalu mendorong adanya perdamaian.”
Sementara itu, Dubes Iran, Pak Boroujerdi, bilang udah beberapa kali ngobrol santai sama Kemlu RI. Intinya, Iran senang Indonesia udah kutuk Israel—tapi mereka pengen lebih. “Ayo dong, suarakan lebih kencang,” katanya, sambil pasang wajah penuh harap.
Jadi, apakah RI bakal turun jadi influencer perdamaian dunia atau tetap main aman sambil nyemil di bangku netral? Yang jelas, panggung konflik ini makin panas. Dan dunia lagi nunggu siapa yang cukup nekat buat nyiramin air di tengah api.