ManusiaSenayan.id – Di Bekasi, mencuat kasus yang bikin hati nyesek: anak usia 8 tahun diduga melakukan pelecehan terhadap teman mainnya yang juga masih kecil. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) langsung angkat suara.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi bilang, kasus kayak gini tuh nggak bisa ditangani asal-asalan. Apalagi kalau melibatkan anak-anak, baik sebagai korban maupun pelaku. Sayangnya, di lapangan, UU Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) masih sering dilanggar, cuma karena banyak yang belum paham cara ngejalaninnya.
“Masalahnya bukan sekadar lupa aturan, tapi karena pelatihan buat aparat dan petugas di daerah masih minim,” ujarnya, Rabu (11/6).
Kemen PPPA lagi kerja bareng Kementerian Hukum buat nyusun panduan pelatihan agar penanganan kasus kekerasan seksual bisa lebih ramah anak. Nggak cuma itu, Kemen PPPA juga akan asistensi bareng Bareskrim Polri biar penanganan kasus serupa nggak salah langkah.
Soal diversi—alias proses hukum alternatif buat anak yang berhadapan dengan hukum—Arifah bilang itu penting banget. Tapi harus dilakuin bareng pekerja sosial dan pembimbing kemasyarakatan. Bukan buat ngebiarin pelaku lolos, tapi buat nyari solusi yang pulihkan semua pihak, terutama korban.
Sebelumnya, KPAD Kota Bekasi bilang kasus ini udah masuk ke pihak kepolisian. Ada dugaan si anak pelaku pernah jadi korban juga, dan kebiasaan nonton konten dewasa jadi pemicu.
Pihak kepolisian udah mulai penyelidikan, dan semua identitas anak dirahasiakan—karena dalam kasus kayak gini, yang utama adalah melindungi masa depan mereka, bukan malah menghakimi.