ManusiaSenayan.id – Kalau kamu mikir yang bisa jalan-jalan itu cuma selebgram, coba tengok dulu peraturan terbaru dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bu Sri Mulyani barusan ngeluarin Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 32 Tahun 2025. Isinya? Bukan soal diskon tiket konser atau harga cabai, tapi soal duit negara yang dipakai buat… jalan-jalan dinas!

Yes, kamu nggak salah baca. Ada standar baru buat biaya perjalanan dinas tahun 2026. Mulai dari uang harian, penginapan, sampai tiket pesawat, semua diatur rapi—dan nominalnya? Wah, bikin rakyat biasa cuma bisa ngelus dompet.

Contohnya nih, uang harian dinas dalam negeri aja bisa nyampe Rp580 ribu per orang per hari. Buat pejabat negara atau wakil menteri, ada tambahan uang representasi Rp250 ribu lagi. Nah, kalo ke luar negeri? Siapin konversi dolar, karena bisa dapet jatah sampai US$792 per hari. Cuan banget!

Masih belum cukup? Biaya nginap di hotel dalam negeri buat menteri dan pejabat level tinggi bisa tembus Rp9,3 juta per malam. Tiket pesawat juga gak main-main. Pergi pulang dalam negeri bisa sampai Rp18,6 juta (kelas bisnis), dan ke luar negeri? Siapin amunisi: dari US$12 ribu sampai US$23 ribu, tergantung kelas duduknya.

Tapi tenang, Bu Menkeu tetap kasih disclaimer: katanya perjalanan dinas harus “sangat selektif” dan lebih baik dilakukan secara online. Walau kita nggak tahu, itu beneran diteken atau cuma formalitas buat nutupin tagihan yang bikin mata melotot.

Pertanyaannya sekarang: ini semua transparan dan efisien nggak sih? Apa benar semua sejalan sama urgensi dan kebutuhan negara? Atau jangan-jangan ini cuma tiket VIP buat jalan-jalan dengan stempel “dinas”?

Jadi, buat kamu yang lagi nyari WiFi gratisan di warkop sambil ngisi lamaran kerja, selamat datang di dunia nyata: di mana sebagian orang bisa healing pakai duit negara, dan sebagian lagi disuruh “ngerti keadaan”.

Yang penting, kata aturan: harus selektif dan sesuai prioritas. Ya, prioritas siapa dulu, bro?