ManusiaSenayan.id – Jakarta sore ini nggak cuma macet, tapi juga panas—dan bukan karena cuaca doang. Menteri Keuangan Sri Mulyani terlihat muncul di markas Kementerian ESDM, disambut langsung oleh Menteri Energi yang sekarang nyambi jadi influencer kebijakan: Bahlil Lahadalia.
Keduanya tampak akrab, jalan bareng dari Gedung Heritage ke Ruang Sarulla, mirip duet senior yang lagi mau pitching project. Rakyat sih cuma bisa berharap, obrolan hangat mereka bukan cuma soal kopi favorit, tapi soal nasib dompet jutaan orang.
Walau isi rapat masih classified, kabar burungnya sih mereka lagi ngebahas soal stimulus ekonomi. Katanya demi menjaga daya beli masyarakat—alias biar nggak makin bokek di tengah harga naik, gaji stagnan, dan cicilan makin galak.
Solusinya? Diskon tarif listrik 50%. Wah, manis banget ya. Tapi jangan senang dulu, karena yang dapet cuma sekitar 79,3 juta rumah tangga yang dayanya di bawah 1300 VA. Jadi kalau rumahmu udah pakai AC dua biji dan rice cooker 24 jam, mending pasrah aja.
Diskon ini kabarnya mirip program yang udah dijalankan Januari–Februari kemarin. Dan rencananya, bakal diulang lagi mulai Juni sampai akhir Juli 2025. Pelaksananya? Ya trio sakti: Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan PLN. Semoga kali ini eksekusinya nggak kayak nunggu token listrik masuk pas sinyal ngadat.
Intinya, di balik rapat formal berjudul “koordinasi lintas sektor”, ada harapan kecil dari rakyat: jangan sampe diskon cuma jadi headline manis di media. Semoga ini bukan cuma pencitraan dua menteri yang selfie dulu, baru mikirin solusi.
Karena rakyat bukan butuh basa-basi, tapi butuh listrik murah dan hidup nggak setruman tiap lihat tagihan.