ManusiaSenayan.id – Guys, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti baru aja ngeluarin larangan buat anak-anak di bawah umur main Roblox.
“Anak-anak pada usia SD merupakan peniru ulung yang tanpa ragu dapat menirukan berbagai tindakan yang mereka lihat saat memainkan gim daring atau menonton konten digital,” kata Mu’ti.
Dia bilang, banyak adegan kekerasan di Roblox, sementara anak SD belum sepenuhnya bisa bedain mana adegan nyata dan rekayasa. Nah, kalau dulu niru adegan Upin & Ipin masih aman, kalau niru adegan di Roblox… bisa-bisa kelas berubah jadi arena battle royale.
Riset dari pakar perilaku digital Revealing Reality juga bikin merinding. Hasilnya: “betapa mudahnya anak-anak menemukan konten yang tidak pantas dan berinteraksi tanpa pengawasan dengan orang dewasa” di Roblox. Bahkan akun pura-pura umur 10 tahun bisa masuk “ruang hotel” berisi avatar wanita pakai stoking jala muter-muter di tempat tidur dan avatar lain berbaring di atas satu sama lain dalam pose menjurus.
Lebih ngeri lagi, ada ruang kamar mandi umum tempat karakter buang air kecil, aksesori fetish, sampai percakapan suara yang isinya aktivitas seksual plus suara “menghirup, mencium, dan mendengus” berulang-ulang. Lah, ini game atau drama radio 18+?
Roblox sendiri mengakui ada risiko dan “sedang bekerja keras untuk memperbaikinya”, tapi kata para peneliti, kontrol keamanan “masih sangat terbatas efektivitasnya”. Alias kayak pintu rumah pakai gembok, tapi kuncinya disimpen di depan pagar.
Jadi, ya… wajar sih kalau pemerintah nyabut colokan dulu. Soalnya, kalau anak-anak umur 9 tahun udah bisa akses “konten dewasa” di game yang tampilannya lucu-lucu, itu bukan lagi masalah game — itu masalah nasional.