ManusiaSenayan.id – Begitu Mahkamah Konstitusi (MK) ketok palu soal jadwal pemilu nasional dan daerah harus dipisah, DPR langsung gercep — bukan gerak cepat nyusun aturan, tapi gerak cepat rapat. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad tampil bak koordinator lomba 17-an: nyusun jadwal rapat, dengerin semua pihak, dan kasih pernyataan sejuk.
“Keputusan MK yang sudah diputuskan, kami kemarin di DPR sudah mengadakan rapat brainstorming… ada KPU, Komisi II, Komisi III, Badan Legislasi dan juga kemarin ada NGO seperti Perludem,” ujar Dasco di Halim, sambil menatap langit Jakarta yang masih bingung kayak nasib jadwal pilkada.
Menurut Dasco, putusan MK ini harus ditanggapi dengan sangat hati-hati. Soalnya bukan cuma soal kalender, tapi efeknya ke mana-mana: logistik, anggaran, strategi parpol, sampai cuti massal elite partai.
Makanya, katanya, rapat nggak cukup sekali. Harus berkali-kali. “Biar hasilnya matang,” katanya. Tapi rakyat bertanya-tanya, matang kayak daging rendang atau kayak wacana revisi UU yang digoreng terus?
Yang jelas, Bang Dasco janji mau hasilkan produk hukum yang “benar-benar baik”. Ya, semoga bukan “baik buat yang punya kursi doang.” Karena pisahnya pemilu nasional dan daerah ini bisa jadi peluang bersih-bersih demokrasi — atau malah makin ribet kalau cuma jadi ajang wacana dan rapat tanpa keputusan jelas.
Jadi, kita tunggu aja episode selanjutnya dari sinetron “Rapat Demi Rakyat.” Tapi kalau bisa, jangan semua diselesaikan di rapat, sisakan juga waktu buat kerja nyata.