ManusiaSenayan.id – Kalau kamu kira semua anak SMP udah bisa baca, siap-siap kaget. Soalnya, menurut Anggota Komisi X DPR dari Fraksi NasDem, Furtasan Ali Yusuf, masih ada loh murid kelas 1 dan 2 SMP yang struggle… bukan sama matematika atau fisika, tapi baca tulisan “Indonesia Raya” aja ngos-ngosan!

Fakta ini Furtasan temuin langsung saat blusukan ke sekolah-sekolah di Kabupaten Serang, Banten. Bukan hoaks, bukan katanya-katanya. “Saya melihat di lapangan. Ini fakta. Di Serang, Kabupaten Serang, saya masuk ke kelas-kelas, ngecek, ngetes sekilas saja, suruh nulis Indonesia Raya, Indonesia Emas, Indonesia Masa Depan. Agak susah mereka. Itu baru kelas 1 SMP,” katanya, sambil geleng-geleng.

Masalahnya apa? Ya, kata kepala sekolah, kurikulum sekarang agak unik. Anak bisa baca atau nggak, tetap naik kelas. Jadi ya wajar kalau ada siswa yang naik level, tapi skill baca masih loading lama.

“Saya coba bertanya, ‘Kenapa ini Pak Kepala Sekolah?’ Ternyata memang kurikulum yang kita kemarin terapkan itu, mengharuskan anak bisa baca atau tidak bisa baca tetap dinaikkan kelas. Nah ini tantangan tersendiri, menjadi PR semuanya,” sindir Furtasan. Numerasi pun katanya ikut-ikutan rendah. Jadi, bukan cuma huruf, angka juga bikin pusing.

Yang bikin makin pedih, semua ini terjadi di tengah jargon megah: Indonesia Emas 2045. Tapi kata Furtasan, kalau begini terus, “Bukan emas, saya malah cemas!

Ia bilang, percuma bicara soal teknologi dan inovasi kalau baca aja masih minta dibacain. Gimana mau ngerti AI atau coding, kalau nulis ‘Indonesia Masa Depan’ aja masih pakai feeling?

Jadi, sebelum kita cetak generasi unggul, mungkin mending kita pastikan dulu: bisa baca. Masa slogan “Merdeka Belajar”, tapi muridnya masih dijajah oleh huruf?