ManusiaSenayan.id – Tahun belum juga berakhir, tapi BPJS Ketenagakerjaan udah kasih spoiler 2025: bakal ada 280 ribu orang kena PHK. Iya, dua ratus delapan puluh ribu, bro! Bukan peserta konser Coldplay, tapi daftar antrean pekerja yang siap-siap kena “surat cinta” dari HRD.

“Ini baru prediksi,” kata Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Muhammad Zuhri, sambil mungkin berharap angkanya nggak naik kayak harga cabai.

Realitanya? Sepanjang 2024 aja udah 77 ribu lebih kena PHK. Masuk 2025, baru sampai April, udah 24 ribu lebih korban. Sisanya? Masih loading.

Yang bikin ngeri, ini bukan PHK sembarangan. Lihat aja kasus legendaris kayak PT Sritex yang klaimnya tembus hampir Rp224 miliar! Atau Danbi International yang nyumbang angka Rp44 miliar. Bukan bonus tahunan, ya, itu uang klaim korban PHK!

Alasannya pun bervariasi, lebih banyak dari genre lagu Spotify: dari perusahaan rugi, relokasi cari upah murah, sampai mogok kerja dibalas PHK. Ada juga yang alasan klasik: transformasi bisnis alias “kita mau upgrade, tapi kamu nggak ikut.”

Wilayah epicentrum PHK? Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau. Kayaknya HRD di tiga daerah itu udah jago ngetik surat PHK sambil ngopi.

BPJS sih bilang ini jadi pelajaran penting. Tapi buat pekerja? Ini lebih kayak reality check. Jaminan kerja makin samar, sementara “efisiensi” jadi dalih paling sakti sejak “kita putus karena beda prinsip.”

Selamat datang di 2025, di mana kerja keras kadang kalah sama nasib yang di-cut off sepihak.