ManusiaSenayan.id – Saking semangatnya buka gerbang impor, pemerintah kita sempat kayak penjaga mall yang nyuruh semua brand asing buka lapak besar-besaran. Eh, ternyata industri lokal malah megap-megap. Dari sepatu sampai skincare, banyak pabrik lokal yang udah mulai gelisah nunggu giliran tutup.
Menurut Juru Bicara Kemenperin, Bang Febri, relaksasi impor kemarin bikin banjir produk jadi dari luar negeri. Akibatnya? Pabrik dalam negeri malah bengong, mesinnya lebih sering nganggur dari pada kerja. Utilisasi produksi jeblok, orderan sepi, dan ancaman PHK makin nyata. Empat sektor udah masuk zona merah: alas kaki, elektronik, kosmetik, dan pakaian jadi.
Baru sadar kalau anak kandung sendiri dilupakan, pemerintah akhirnya muter arah. Permendag Nomor 8 Tahun 2024 dicabut, diganti Permendag 16 Tahun 2025. Isinya? Ya kayak peraturan sebelumnya juga, cuma judulnya diganti dan dikasih stiker “Revisi”. Intinya, impor produk tekstil dan pakaian jadi mulai dibatesin lagi.
Bang Febri optimis banget, katanya dengan pembatasan ini pesanan buat produk lokal bakal naik. Tapi ya… sebelumnya aja udah ketahuan Juni kemarin orderan tekstil nyungsep. Angka ekspor sepatu juga kepleset 21%, bahkan ke pasar langganan kayak AS pun jeblok.
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sih masih ekspansi, tapi kayak orang abis lari maraton: ngos-ngosan. Dari 52-an turun ke 51-an.
Jadi intinya, abis buka keran gede-gedean, baru sadar ember lokal bocor. Sekarang lagi ditambal sambil doa-doa semoga pabrik-pabrik lokal masih bisa diselamatkan sebelum jadi museum industri.