ManusiaSenayan.id – Lombok tuh udah kaya cewek hits di Instagram — cantik, adem, dan selalu bikin pengen balik lagi. Tapi di balik vibes healing itu, ada hal serius yang lagi disorot: tambang berbasis koperasi. Iya, kedengarannya keren dan “kerakyatan” banget, tapi kalo nggak diawasi, bisa berubah jadi drama lingkungan berdarah-darah (bukan FTV, tapi beneran ngeri).

Anggota Komisi III DPR RI, Nasyirul Falah Amru, waktu reses di Lombok (6/10/2025), ngasih pesan tegas. Katanya, pengawasan dan edukasi soal tambang koperasi itu wajib banget biar NTB tetep aman dan adem.

“Insyaallah kamtibmas di Lombok semakin baik, angka kriminalitas bisa ditekan. Ini tentu harus terus dijaga agar iklim sosial dan ekonomi di daerah ini tetap stabil,” ujar Falah.

Tapi doi juga nggak nutup mata, banyak “koperasi tambang” fiktif yang ternyata cuma koperasi di KTP. Alias modus buat nyari izin tambang doang.

“Kita harus paham, usaha tambang melalui koperasi tidak mudah. Banyak koperasi yang tidak memenuhi syarat dan bahkan fiktif, hanya mengatasnamakan kepentingan rakyat. Karena itu, perlu pengawasan ketat dari seluruh stakeholder, termasuk aparat kepolisian,” tegasnya.

Bang Falah juga ngingetin, tambang tanpa otak bisa ngerusak alam. Apalagi tambang emas, udah kaya cinta toxic — kelihatannya berkilau, tapi efeknya bisa merusak lingkungan.

Tambang rakyat, apalagi tambang emas, punya risiko tinggi terhadap lingkungan. Penggunaan merkuri sangat berbahaya. Kalau nggak diimbangi edukasi, Lombok bisa kehilangan daya tarik wisatanya,” jelasnya.

Pesannya simpel tapi dalem: koperasi jangan cuma jadi kedok. Kalau niatnya bantu rakyat, ya benerin tata kelolanya. Jangan sampe Lombok yang indah berubah jadi Lombok yang bolong.