ManusiaSenayan.id – Wacana TNI AD buat rekrut 24 ribu prajurit tamtama kayaknya bikin Anggota Komisi I DPR, Oleh Soleh, kaget sambil ngopi. Gimana enggak? Angka segede itu bukan buat lomba baris-berbaris, tapi buat bikin Batalyon Teritorial. Tapi Oleh bilang, “Saya mengingatkan agar rencana ini tidak bersifat reaktif atau seremonial, melainkan betul-betul berdasarkan kajian strategis yang mempertimbangkan situasi geopolitik, postur pertahanan, serta efisiensi anggaran negara.

Menurut beliau, rekrut prajurit segede gitu harus pakai mikir. Bukan mikir selevel galau habis nonton drama Korea, tapi mikir yang mempertimbangkan geopolitik, postur pertahanan, sampai APBN yang makin ngos-ngosan.

Jangan sampai kita membuat struktur baru tanpa evaluasi atas efektivitas satuan yang sudah ada. Ini bisa menimbulkan pemborosan sumber daya manusia dan anggaran,” tegasnya sambil mengelus naskah Undang-Undang.

Belum lagi urusan duit. Kata Oleh, jangan asal cetak pasukan kalau belum tahu mereka nanti ngapain aja, kerjaannya di mana, dan gajinya darimana. Jangan sampai ini kayak bikin startup: semangat di awal, zonk di tengah jalan.

Pihak TNI AD sih pede aja. Mereka bilang animo anak muda buat jadi tentara makin naik tiap tahun. Data pendaftar calon tamtama 2025 aja udah tembus 100 ribu lebih! Wah, anak muda pada bosen nganggur, nih?

Rekrutmen masif ini bukan cuman soal seragam loreng dan sepatu bot, tapi soal masa depan pertahanan negara.

Jadi, sebelum cetak prajurit kaya cetak kaos komunitas, yuk pastikan dulu: ini butuh beneran, atau sekadar cari kesibukan nasional?