ManusiaSenayan.id – Di Lombok Timur, warga dua desa—Korleko dan Korleko Selatan—akhirnya ngamuk total. Bukan karena konser dangdut dibubarkan polisi, tapi karena sawah mereka mendadak berubah jadi kolam susu cokelat. Penyebabnya? Limbah tambang galian C yang nyelonong ke saluran irigasi tanpa izin permisi.

Aksi puncaknya terjadi Jumat malam (6/6/2025). Puluhan warga nyamperin lokasi galian di Kalijaga Timur dan langsung ngegas. Alat berat dibakar, gazebo dibikin BBQ. Kenapa? Karena katanya perusahaan tambang doyan ngasih harapan palsu.

“Udah dibilang jangan buang limbah ke sungai. Disuruh bikin kolam endapan dulu. Tapi nyatanya? Gas terus ke sungai. Ya warga capek lah, sawah bukan tempat cuci lumpur,” kata Saparwadi, perangkat desa sekaligus juru bicara warga yang udah jengah.

Dan makin kocak (atau ngeselin?), tambang ini jalan 24 jam nonstop kayak Indomaret. Malam-malam masih ngangkut pasir, bikin warga makin panas.

Sebelumnya, para penjaga tambang sempat sok gentle: “Kalau ketahuan buang limbah lagi, bakar aja basecamp-nya!
Warga: Bet.
Dan terjadilah malam api unggun versi rakyat murka.

Polisi sih udah turun tangan. AKP Nikolas Osman bilang pemilik alat berat udah lapor. Tapi publik nanya-tanya juga: laporan dulu atau endapan limbah dulu?

Intinya? Warga bukan anti pembangunan. Tapi kalau sawah jadi kubangan, janji tinggal janji, dan tambang nyambi jadi pencemar, jangan heran kalau warga berubah dari petani jadi pemadam.

Kata netizen: Sawah kami bukan tempat detox limbah industri, bos.