ManusiaSenayan.id – Di Senayan, tanggal 7 Juli 2025, bukan cuma sinyal yang minta diperbaiki. Anggaran pun minta dinaikin. Dua Menko beda bidang, tapi satu suara: “Tolong, tambahin duit dong!”
Pertama ada Bang Zulhas, Menko Pangan sekaligus sosok paling semangat kalau udah urusan pangan dan koperasi. Beliau datang ke Rapat Banggar DPR dengan bawa “oleh-oleh” permintaan: tambahan Rp 272 miliar buat tahun 2026. Alasannya? Supaya bisa ngecek langsung stok pangan sampai ke pelosok, karena katanya “kalau nggak dimandorin, jalan programnya kayak keong kecapekan”.
Apalagi sekarang ada tugas dari Presiden Prabowo: bikin Koperasi Merah Putih. Bukan buat bikin merchandise kemerdekaan, tapi katanya buat urusan pangan di level desa dan kelurahan. Tapi ya itu, jalan ke desa butuh ongkos, dan katanya, Rp 137 miliar yang udah dikasih negara cuma cukup buat ngasih gaji pegawai dan ngepel kantor.
“Kalau bisa dikasih Rp 410 miliar aja deh,” kata Bang Zul sambil pasang muka berharap, “biar kami bisa koordinasi sambil keliling, bukan cuma kirim Zoom link.”
Lalu muncul Mas AHY, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, yang datang dengan gaya rapi dan proposal tambahan dana Rp 200,2 miliar. Katanya, duit sekarang yang Rp 115,7 miliar itu cuma cukup buat gaji dan operasional dasar. Sisanya? Gak cukup buat “koordinasi dan manajemen kebijakan” yang katanya vital banget.
“Program kami udah jalan tepat waktu dan efisien, loh,” kata Mas AHY sambil pamer data: realisasi anggaran 2025 udah 51%, alias separuh jalan dari total Rp 210,9 miliar. “Tinggal nambah dikit biar bisa finish strong,” tambahnya.
Intinya?
Dua Menko beda latar belakang, tapi satu tekad: lebih banyak tugas = lebih banyak anggaran. Katanya sih demi rakyat, demi efisiensi, demi koordinasi, dan tentu saja demi nasi—eh, pangan maksudnya.
Jadi, pertanyaannya:
DPR mau ACC, atau malah jawab: ‘Koordinasi aja dulu, bang, dana nyusul!’?