ManusiaSenayan.id — Drama berlanjut, dunia usaha dari Kaltim. Dayang Donna Walfiaries Tania, Ketua KADIN Kalimantan Timur, resmi jadi tersangka dugaan korupsi tambang versi KPK. Publik pun auto pasang mode ngeri-ngeri sedap: “Ini KADIN apa klub eksklusif buat orang bermasalah?”

Selama ini KADIN suka branding diri sebagai rumahnya pengusaha keren, profesional, dan penuh integritas. Tapi kalau ketuanya sudah terseret kasus korupsi dan masih betah di kursi jabatan, publik wajar dong nanya: “Integritasnya di mana, Bestie?”

Aktivis antikorupsi juga ikut nyamber. Mereka bilang, kalau KADIN serius mau jadi role model bisnis bersih, ya minimal kasih contoh. Jangan sampai masyarakat mikir KADIN ini cuma sibuk jaga gengsi elite ketimbang nurunin pejabat yang lagi kena kasus.

Sorotan sekarang tertuju ke Ketum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie. Publik lagi nunggu—mau tegas beresin masalah atau pura-pura nggak lihat. Karena kalau diem aja, vibes-nya jelas: lebih cinta kursi jabatan daripada integritas organisasi.

Pengamat hukum tambang, Iwan “Bento” Sutiawan, bahkan udah kasih komen: dari dulu izin tambang di daerah sering jadi “ATM berjalan”. Tumpang tindih, konflik sosial, eksploitasi ngawur—semua gara-gara pejabat main izin tanpa mikirin rakyat. Regulasi memang udah direvisi, tapi katanya percuma kalau aktornya tetap nggak beres.

Iwan pun nge-tag langsung Anindya: “Bro, kalau mau KADIN tetap kelihatan keren di mata publik, ya segera copot Dayang Donna. Jangan biarin nama baik KADIN tenggelam gara-gara satu orang.”

Publik jelas udah kasih sinyal: integritas lebih mahal daripada jabatan. Pertanyaannya, KADIN pilih jaga marwah atau jaga kursi?