ManusiaSenayan.id – Sementara pemerintah masih sibuk rapat membahas rencana pembangunan entah kapan dimulai, warga Desa Ciseureuhen, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, udah take action duluan. Jalan rusak selama 20 tahun? Gampang, tinggal gotong royong, patungan, dan sedia kopi—beres!

“Daripada nunggu dari pemerintah belum ada, jadi kita inisiatif sendiri masyarakat mengadakan swadaya,” ujar Bu Halimah, warga setempat, dengan nada pasrah tapi penuh semangat.

Bayangin, jalan yang harusnya jadi penghubung antar desa, kondisinya udah kayak permukaan bulan—berlubang, berbatu, dan bikin shockbreaker menyerah. Tapi alih-alih marah-marah di media sosial, warga justru gelar operasi tambal jalan ala sersan: serius tapi santai.

Dengan alat dan bahan seadanya, mereka bahu-membahu menambal lubang-lubang jalan, bahkan sambil ditemani gula dan kopi dari warga. Gotong royong vibes-nya 10/10. Biaya? Patungan. Alat? Pinjem-pinjeman. Semangat? Ngalahin proyek tol trans-nasional.

Dan jangan remehkan visi mereka. Nggak cuma tambal lubang, mereka berencana lanjut perbaikan sampai ke Kampung Kopi. Ini bukan proyek pemerintah, tapi proyek rakyat dengan hati dan cangkul!

Sementara itu, Pemkab Pandeglang? Masih belum muncul kabarnya. Mungkin lagi buffering.

Jadi, kalau kamu pikir perubahan butuh waktu dan birokrasi, warga Ciseureuhen justru buktiin kalau perubahan kadang cuma butuh jalan rusak, kesabaran habis, dan secangkir kopi panas.

Selamat datang di Indonesia, di mana rakyat seringkali jadi solusi dari masalah yang ditinggalin negara.