ManusiaSenayan.id Kalau ngomongin soal penjaga konstitusi, jangan bayangin cuma bapak-bapak berdasi yang duduk serius sambil baca dokumen tebal. Karena sekarang, makin banyak legislator perempuan yang tampil vokal dan progresif di tubuh parlemen. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Reni Astuti, S.Si., M.PSDM, anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dapil Jawa Timur I.

Reni bukan pemain baru di dunia politik. Sebelum masuk Senayan, dia sudah malang melintang di DPRD Surabaya sejak 2009, bahkan pernah jadi Wakil Ketua DPRD Surabaya periode 2019–2024. Gak heran, pengalaman panjang itu bikin dia tangguh dalam urusan legislasi, dan gak kagok ketika harus adu argumen soal RUU.

Ngobrol RUU, Reni Gak Asal Bacot

Sebagai anggota aktif Baleg dan Komisi X DPR RI, Reni terlihat sering hadir dalam berbagai Focus Group Discussion (FGD), seperti bareng Badan Pusat Statistik (BPS). Dia tegas menyuarakan pentingnya data sebagai landasan utama legislasi. Dalam setiap diskusi, dia selalu bawa satu pesan: “RUU harus nyambung sama realita masyarakat, bukan ngawang!”

Menurut Reni, penyusunan undang-undang jangan cuma berangkat dari wacana elite. Masyarakat harus dilibatkan, dan suara mereka harus terwakili lewat data. Di FGD soal reformasi kebijakan pendidikan, Reni misalnya mendorong pendekatan evidence-based policy, karena “kalau datanya nggak bener, hasilnya bisa ngaco.”

Gak Cuma Legislasi, Tapi Juga Inspirasi

Lahir di Bandung, 29 Desember 1972, Reni menamatkan pendidikan S1 di Statistika ITS, dan lanjut S2 di Pengembangan SDM Unair. Kariernya diwarnai semangat organisasi sejak muda—dari MPK SMAN Purwosari, sampai jadi Bendahara Umum DPD PKS Surabaya, dan kini menjabat Kabid Humas PKS Jawa Timur. Dia juga aktif di dunia olahraga sebagai Wakil Ketua Pengkot PBVSI Surabaya.

Gak cuma sibuk di ruang sidang, Reni juga diakui publik. Beberapa penghargaan yang pernah ia raih antara lain:

  • Kartini Pelopor Politik Jatim (2021)
  • Perempuan Inspiratif Peduli Kemaslahatan Masyarakat (2022)
  • Sinergi Pembangunan Kota (2020)

Suara Perempuan di Senayan, Bukan Sekadar Formalitas

Buat Reni, kehadiran perempuan di parlemen harus berdampak nyata. Ia konsisten mendorong kebijakan yang berpihak ke kelompok rentan—mulai dari pendidikan, hak perempuan dan anak, hingga akses layanan publik yang merata. Gaya bicaranya tegas tapi merangkul. Sesekali ceplas-ceplos, tapi isinya berbobot. Gak heran, namanya makin dikenal terutama di kalangan pemilih muda.

“Jangan takut bersuara. Konstitusi itu milik kita semua, bukan cuma elite. Tugas saya di Baleg adalah menjembatani suara itu,” ucapnya saat ditemui seusai Rapat Dengar Pendapat.

Hubungi Langsung? Bisa Banget!

Punya ide atau unek-unek soal RUU? Kamu bisa langsung kontak Reni di:
📩 reni.astuti@dpr.go.id

 

Reni Astuti bukan sekadar nama di daftar anggota DPR. Dia hadir, bersuara, dan kerja nyata. Di tengah dinamika parlemen, Reni adalah simbol bahwa perempuan bisa jadi penjaga konstitusi yang kuat, cerdas, dan membumi. Karena bagi dia, menjadi legislator bukan cuma soal politik—tapi soal pengabdian.