ManusiaSenayan.id – Kalau hidup itu ibarat film, kisah Bang Bahtra Banong bisa masuk nominasi biopik terbaik. Bayangin, dari Desa Doping—sebuah desa kecil di pedalaman Sengkang, Sulawesi—beliau kini duduk di kursi empuk Gedung DPR RI, mewakili Sulawesi Tenggara dari Fraksi Gerindra. Tapi jalannya nggak semulus jalan tol, gengs. Yuk, kita bedah 5 babak hidup Bang Bahtra Banong, tokoh inspiratif dari timur Indonesia ini.
Babak 1: Anak Desa Doping yang Suka Baca Buku
Lahir di Doping, 8 September 1983, Bahtra kecil hidup sederhana. Sekolah dasar di SDN 230 Doping (1990–1996), lanjut ke SMPN 1 Atapange (1996–1999), lalu menimba ilmu teknik di SMKN 3 Makassar (1999–2002). Tapi jangan salah, dari kecil dia udah beda: lebih milih baca buku ketimbang main layangan. Lampu minyak jadi saksi semangat belajarnya tiap malam.
Babak 2: Aktivis Kampus yang Nggak Suka Diam
Waktu kuliah di Universitas Islam Bandung (2002–2009), jiwa aktivisnya meledak. Dari Ketua Komisariat Teknik Unisba, Ketua LPL HMI Cabang Bandung, sampai Ketua Umum Koordinator Komisariat Unisba dan Ketua Badko HMI Jabar. Gaya ngomongnya tegas, isi kepalanya tajam. Kritikal tapi tetap santun, khas aktivis organik. Nggak heran kalau dia kemudian dipercaya sebagai Ketua Bidang PB HMI (2011–2013).
Babak 3: Dari Jalanan ke Jabatan
Selepas kuliah, Bang Bahtra gak ambil jalur instan. Dia kerja di akar rumput: bantu kelompok tani, dampingi kaum buruh, sampai edukasi warga soal hukum dan demokrasi. Sambil jalan, dia juga jadi Direktur di PT. Bumi Anoa Mandiri. Track record-nya bersih dan real. Baru kemudian dia masuk ke dunia politik lewat Gerindra. Tapi bukan asal gabung, dia bawa idealisme aktivis ke gelanggang parlemen.
Babak 4: Menang di Dapil, Pulang Bawa Harapan
Di pemilu terakhir, Bang Bahtera terpilih jadi Anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Tenggara. Nggak cuma numpang lewat di Senayan, dia dipercaya jadi Wakil Ketua Komisi II dan juga anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (2024). Tapi hebatnya, dia tetap sering balik kampung. Bangun infrastruktur desa, sampai dorong akses pendidikan—semuanya dia kawal langsung. Kata dia, “Jadi DPR itu bukan soal panggung, tapi soal tanggung jawab.”
Babak 5: Suara Sultra di Gedung Rakyat
Sekarang, nama Bang Bahtra dikenal sebagai salah satu juru bicara kuat dari Indonesia Timur. Nggak takut angkat suara soal ketimpangan pembangunan dan pentingnya perhatian negara ke luar Jawa. Gayanya tegas tapi nggak arogan, santun tapi tetap nendang. Dia jadi contoh bahwa politik bisa tetap berintegritas, asal niatnya benar dan jalannya lurus.
Dari kampung sunyi sampai pusat kekuasaan negara, Bang Bahtra Banong buktikan: asal punya tekad, latar belakang bukan halangan. Cerita hidupnya bukan cuma inspiratif, tapi jadi pengingat buat kita semua—bahwa suara rakyat dari pelosok bisa menggema sampai ke Senayan.